Senin, 21 Desember 2009

GIVE THANKS TO THE LORD

December 22nd, 2009

GIVE THANKS TO THE LORD

Isaiah 63:7 I will recount the gracious deeds of the LORD, the praiseworthy acts of the Lord, because of all that the Lord has done for us, and the great favor to the house of Israel that he has shown them according to his mercy, according to the abundance of his steadfast love.

Yesaya 63:7 Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukanNya kepada mereka sesuai dengan kasih sayangNya dan sesuai dengan kasih setiaNya yang besar.

It’s blessed to recount the gracious deeds of the Lord our creator than to complaint what we have experienced in the bad event. Learn now how to give thanks to the LORD what he has done for us. Because what He has done for us, is all the good tidings only, no bad ones. There is no bad things He will do for us. And will never. He only prepares us the good and mercy for us. It’s depending on us to reward Him. Let us give Him glory, honor, and praise only His name, because only God can receive such as praise from the creatures.

Adalah menjadi berkat untuk menyebut-nyebut, menghitung kembali perbuatan kasih setia Tuhan pencipta kita daripada kita complain terhadap apa yang kita telah alami dalam kemalangan. Sekarang belajarlah bagaimana harus berterima kasih kepada Allah terhadap apa yang telah diperbuat Allah kepada kita. Karena apa yang telah diperbuatNya bagi kita, adalah segala kebaikan saja, tidak ada yang buruk. Tidak ada yang buruk yang akan diberlakukanNya kepada kita. Dan tidak akan pernah. Dia hanya menyiapkan kita yang baik dan kasih karuniaNya bagi kita. Tergantung kita menghargai Dia. Marilah kita memberikan pujian, hormat, dan menghargai hanya namaNya saja, karena hanya Allah yang dapat menerima pujian semacam itu dari ciptaanNya.

BELIEVE--PERCAYA

December 22nd, 2009

BELIEVE—PERCAYA

His mind was active and penetrating, with a thoughtfulness and wisdom beyond His years—The Desire of Ages, p. 68.

Pikirannya giat dan tajam, dengan kecerdasan otak dan akal budi yang jauh melampaui usiaNya—Kerinduan Segala Zaman, hal. 68.

The Bible is just a bunch of silly stories, my friend’s big brother Cohn said with a laugh. You don’t have to do what it says. When I told my dad what Cohn had said, he shook his head slowly. It makes Jesus sad to hear someone say unkind things about His holy Book. Did Jesus learn the stories in the Bible when He was a kid like me? He sure did. Dad nodded. He learned the stories of Abraham, Isaac, and Jacob and memorized passages written by Moses, Joshua, and King David. To Jesus, Scripture was a whole lot more than stories. It told how to live a happy life, help people, and learn about God. Dad put his arm around me. And as Jesus grew, He trusted what the Bible said. Whenever anyone would try to get Him to change His mind, He recited some of those passages. This is what the Word of God says, he’d tell them. The next time I saw Cohn, I told him about the burning bush and how God helped a whole bunch of people and goats walk through a sea without even getting their feet wet. He was amazed. I guess the best way to believe what the Bible says is to learn its stories and share them. That’s what Jesus did.

Alkitab hanyalah sekumpulan cerita-cerita yang bodoh, teman dari abangku, Kolim berkata sambil tertawa. Kamu tidak bisa melakukan apapun yang dikatakan Alkitab itu. Pada waktu kuceritakan pada Papa apa yang telah dikatakan Kolim, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu menyedihkan bagi Yesus mendengar seseorang mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang bukuNya yang kudus. Apakah Yesus juga mempelajari cerita-cerita Alkitab ketika Dia masih kecil seperti aku? Oh, sudah tentu, kata papa sambil mengangguk. Dia mempelajari cerita tentang Abraham, isak dan Yakub dan mengingat ayat-ayat yang ditulis oleh Musa, Yosua dan raja Daud. Bagi Yesus Alkitab adalah sesuatu yang jauh melebihi sekedar cerita-cerita Alkitab menceritakan bagaimana menghidupkan kehidupan yang bahagia, bagaimana menolong orang dan mempelajari akan Allah. Sambil memelukku papa berkata, dan selama Yesus bertambah besar, Dia tetap mempercayai apa yang dikatakan Alkitab. Dan kapanpun seseorang merobah pikiranNya, Dia menyebutkan ayat-ayat Alkitab. Ada tertulis dalam firman Allah, demikianlah Ia katakana kepada mereka. Dihari selanjutnya aku bertemu dengan Kolim, dan aku menceritakan padanya tentang semak terbakar dan tentang bagimana Allah menolong segerombolan manusia dan binatang berjalan menyeberangi laut tanpa membasahi kaki mereka. Dia terheran-heran. Kupikir cara yang terbaik untuk mempelajari Alkitab adalah mempelajari cerita-ceritanya dan membagikannya kembali pada orang lain. Itulah yang Yesus telah lakukan.

GOD & ME, Charles Mills, p. 326.

Minggu, 20 Desember 2009

I WILL PAY MY VOWS--saya akan membayar nazarku

December 21st, 2009

I WILL PAY MY VOWS

Psalm 116:12,14 What I shall return to the Lord for all his bounty to me? I will pay my vows to the Lord in the presence of all his people.

Mazmur 116:12,14 Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikanNya kepadaku? Akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umatNya.

What a wonderful God that we have! He is so good to us in every time. As human being, we always have debt to God; we cannot pay His salvation thru His Son who has come for us. He has redeemed us from the sin. Thank God today for His love to us!

AKU AKAN MEMBAYAR NAZARKU

Betapa kita manusia beruntung memiliki Allah yang ajaib! Dia selalu baik kepada kita dalam setiap waktu. Sebagai manusia berdosa, kita selalu berhutang kepada Allah; kita tidak dapat membayar keselamatanNYA melalui AnakNYA yang telah datang untuk kita manusia. Dia telah menebus kita dari dosa. Berterima kasihlah kepada Allah hari ini untuk kecintaanNYA bagi kita.

Kamis, 17 Desember 2009

FAMILY PRAYER JOURNAL

December 18th, 2009

FAMILY PRAYER JOURNAL

Ask, and it shall be given you—Matthew 7:7

Mintalah, maka akan di berikan kepadamu—Matius 7:7

Have you ever received a gift and then forgotten who gave it to you? Last week my mom reminded me to thank aunt Deanne for the dog with the stick in its mouth that sits up on my dresser. Aunt Deanne? I gasped. I thought she gave me the yellow shirt with the bird on it. That was aunt Donna. And aunt Joyce gave you the blue socks with the bows. Don’t you remember? See what I mean? Sometimes we forget the good gifts Jesus gives us too. That’s why we have aprayer journal that we check every night during family worship. Inside we write down our prayer requests and any answers we know about. When we kneel to pray, we read some of the words from our prayer journal. Last night we asked God to help my cousin Jeremy. He is sick with the flu. In a few days we’ll probably write got well by that request. Once we prayed for my great-grandfather, but he didn’t get well. Beside that request we wrote, asleep, waiting for Jesus to come and take him to heaven, where he’ll never be sick again. Somehow Jesus will answer every prayer in your family’s prayer journal.

BUKU DOA HARIAN KELUARGA

Pernahkah kamu menerima sebuah kado dan kemudian kamu lupa siapa yang telah memberikannya padamu? Pekan lalu mama mengingatkanku untuk berterimakasih pada bibi Dany atas boneka anjing dengan sebuah tongkat dimulutnya yang diletakkan di atas lemari riasku. Bibi Dany, tanyaku dengan terkejut. Kupikir dia memberiku baju berwarna kuning yang bergambar seekor burung. Itu dari bibi doana. Dan bibi Joise telah memberimu sepasang kaos kaki berpita. Apa kamu tidak ingat? Mengerti apa yang kumaksud?

Kadangkala kita juga melupakan kado-kado yang bagus yang Yesus berikan pada kita. Itulah sebabnya kita memiliki catatan doa harian agar kita dapat memeriksa setiap malam selama ibadah keluarga. Di dalamnya kita menuliskan permohonan-permohonan doa kita dan jawaban apapun yang kita ketahui. Bilamana kita berlutut dan berdoa, kita dapat membaca kata-kata dari catatan doa harian itu. Tadi malam kami memohon Allah menolong sepupuku, Jeremy. Dia sakit disertai flu. Barang kali kami akan menulis agar dalam beberapa hari saja ia akan sembuh melalui permohnana itu. Kami pernah berdoa untuk kakek, tetapi ia tidak sembuh. Selain permohonan itu kami menulis, sambil terbaring menunggu Yesus datang dan membawanya ke surga, di mana ia tidak akan pernah lagi sakit. Bagaimanapun juga Yesus akan menjawab setiap permohonan di dalam buku doa harian keluargamu.

GOD & ME, Charles Mills, p. 352.

Rabu, 16 Desember 2009

I HAD MERCY ON YOU

December 17th, 2009

I HAD MERCY ON YOU

Matthew 18:32,33 Then his lord summoned him and said to him, you wicked slave! I forgave you all that debt because you pleaded with me, Should you not have had mercy on your fellow slave, as I had mercy on you?

Matius 18:32,33 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku relah mengasihani engkau?

In the Bible times, serious consequences awaited those who could not pay their debts. A person lending money could seize the borrower who couldn’t pay him back and force him or his family to work until the debt was paid. The debtor could also be thrown into prison, or his family could be sold into slavery to help pay off the debt. It was hoped that the debtor, while in prison, would sell off his landholdings or that relatives would pay the debt. If not, the debtor could remain in prison for life.

Pada zaman Alkitab, konsekuensi serius menunggu orang yang tidak dapat membayar hutang-hutangnya. Seseorang yang meminjamkan uang dapat menyita ataupun menangkap orang yang berhutang yang tidak dapat membayar hutangnya kembali dan menekan dia atau keluarganya untuk bekerja sampai hutang-hutang itu terbayar. Yang berhutang dapat juga menyebloskan dia kedalam penjara, atau keluarganya dapat dijual menjadi budak untuk menolong membayar hutang. Itulah harapan yang berhutang, sementara dalam penjara, dapat menjual miliknya atau keluarganya dapat membayar hutang. Jika tidak, yang berhutang dapat tinggal terus di penjara seumur hidupnya.

Selasa, 15 Desember 2009

GOOD SHEPHERD

December 16th, 2009

GOOD SHEPHERD

Surely your goodness and love will be with me all my life--Psalm 23:6

The Lord is my shepherd. That's how a beautiful chapter in the Old Testament begins, telling how Jesus is like a good shepherd, taking care of His sheep.

I wan to be like Jesus, but I don't have any sheep. I do have a bird named Sunshine. So I pretend I'm the Good Shepherd and Sunshine is my sheep. Then I read the chapter like this. Chris (that's me) is Sunshine's shepherd. The little bird has everything he needs. Chris gives Sunshine rest in a clean cage. He brings him lots of water and gives him food so he can be strong and healthy. Sunshine depends on me to take care of him. Without me, he'd get sick or even die. Psalm 23 says that Jesus takes care of us the same way. He brings the rains to water the crops so we can have food.

He helps moms and dads work hard to earn money so we can live in a house and stay warm all winter. Now when I talk to my little bird and he sings to me, I think about how much Jesus cares for us. As King David said in Psalm 23; Surely your goodness and love will be with me all my life. Thank you, Jesus for being our Godd Shepherd.

GEMBALA YANG BAIK

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku--Mazmur 23:6

Tuhan adalah gembalaku. Demikianlah awal sebuah pasal yang indah di dalam Perjanjian Lama, yang menceritakan bahwa Yewsus seperti gembala yang baik, yang menjaga domba-dombaNya. Aku ingin seperti yesus, tetapi aku tidak punya seekor dombapun. Sebenarnya aku punya seekor burung yang bernama Sunshine. Lalu aku berpura-pura menjadi gembala yang baik dan Sunshine adalah dombaku. Kemudian aku membaca pasal itu seperti ini. Kristy (itulah namaku) adalah gembala Sunshine. Burung kecil itu memiliki segala sesuatu yang dia butuhkan. Kristy membuat sebuah sangkar yang bersih untuk Sunshine sebagai tempat tinggal. Dia memberinya banyak air dan makanan agar dia menjadi sehat dan kuat. Sunshine membutuhkan aku untuk merawatnya. Tanpa aku, dia akan sakit bahkan mati. Mazmur 23 berkata bahwa Yesus merawat kita dengan cara yang sama. Dia menurunkan hujan untuk membasahi ladang-ladang tanaman agar kita mendapat makanan. Dia menolong apapa dan mama bekerja keras untuk mendapatkan uang agar kita dapat tinggal di rumah dan tetap hangat selama musim dingin. Sekarang, bilamana aku berbicara kepada burung kecilku dan dia bernyanyi bagiku, demikianlah aku membayangkan betapa Yesus memperhatikan kita. Seperti halnya raja Daud berkata dalam mazmur 23:6: Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku. Teirmakasih Yesus karena telah menjadi Gembala yang baik bagiku--Kristy.

GOD & ME, Charles Mills, p. 350

FORGIVE OTHERS

December 16th, 2009

FORGIVE OTHERS

Matthew 6:14,15 For if you forgive others their trespasses, you heavenly Father will also forgive you; but if you do not forgive others, neither will your Father forgive your trespasses.

Matius 6:14,15 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Jesus gives a startling warning about forgiveness; if we refuse to forgive others, God will also refuse to forgive us. Why? Because when we don't forgive others, we are denying our common ground as sinners in need of God's forgiveness. God's forgiveness of sin is not the direct result of our firgiving others, but it is based on our realizing what forgiveness means. It is easy to ask God for forgiveness but difficult to grant it to others. Whenever we ask God to forgive us for sin, we should ask ourselves, "Have I forgiven the people who have wronged me?

Yesus memberikan sebuah amaran yang mengejutkan tentang pengampunan; apabila kita menolak untuk mengampuni orang lain, Allah akan juga menolak mengampuni kita. Mengapa? Karena ketika kita tidak mengampuni orang lain, kita sedang menolak pengampunan sebagai orang berdosa yang lemah. Pengampunan Allah atas dosa bukanlah langsung ada hasilnya seperti kita mengampuni orang lain, tetapi hal itu berdasarkan kesadaran kita tentang arti pengampunan itu. Sangatlah mudah untuk meminta Allah mengampuni tetapi sangat sulit untuk menganugerahkannya kepada orang lain. Bilamana kita meminta Allah mengampuni dosa kita, kita harus meminta diri kita sendiri, "Sudahkah saya mengampuni orang yang bersalah kepada saya?"

Senin, 14 Desember 2009

YOU HAVE REGAINED THAT ONE

December 15th, 2009

YOU HAVE REGAINED THAT ONE

Matthew 18:15 If another member of the church sins against you, go and point out the fault when the two of you are alone. If the member listens to you, you have regained that one.

Matius 18:15 Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

These are Jesus' guidelines for dealing with those who sin against us. They were meant for
1. Christians, not unbelievers,
2. Sins against you and not others, and
3. Conflict resolution in the context of the church, not the community at large.

Jesus' words are not a license for a frontal attack on every person who hurts or sights us. They are not a license to start a destructive gossip campaign or to call for a church trial. They are designed to reconcile those who disagree so that all Christians can live in harmony.

When someone wrong us, we often do the opposite of what Jesus recommends. We turn away in hatred or resentment, seek revenge, or gossip. By contrast, we should go to that person first, as difficult as that may be. Then we should forgive that person as often as he or she needs. This creates a much better chance of restoring the relationship.

Inilah petunjuk Yesus untuk berurusan dengan seorang yang berbuat disa melawan kita. Hal itu berarti:
1. Orang Kristen, bukan orang yang belum percaya,
2. Dosa kesalahan yang melawan engkau dan bukan orang lain, dan
3. Resolusi konflik dalam konteks jemaat, bukan masyarakat luas.

Kata-kata Yesus bukan sebuah izin untuk menyerang secara buka-bukaan kepada setiap orang yang terkena sakit atau pandangan kita. Kata-kata itu bukanlah sebuah izin memulaikan sebuah gosip penyerangan gosip yang merusak atau menawarkan pencobaan kepada jemaat. Teguran Yesus itu diciptakan untuk menyelesaikan atau mendamaikan mereka yang tidak setuju supaya semua orang Kristen dapat hidup dengan harmonis.

Apabila seseorang berbuat salah kepada kita, seringkali kita melakukan yang bertentangan seperti apa yang Yesus usulkan. Kita berbalik dalam kebencian atau kekesalan, mencari kesempatan membalas dendam, atau membawa gosip. Kebalikannya, kita harus pergi kepada orang itu dulu, sesulit apapun. Kemudian kita harus mengampuni orang itu sesering mungkin yang dia perlukan. Hal ini dilakukan sebaik mungkin sebagai kesempatan untuk mengembalikan hubungan yang baik.
Jap Bradley Sangari December 12 at 11:52pm
Germany Reaffirms Sunday LawDecember 1, 2009 | From theTrumpet.com
Dec. 1, 2009, marks a historic day in Germany in more ways than one! By Ron Fraser Coincident with the enacting of the Lisbon Treaty/EU constitution on December 1, Germany’s Constitutional Court has ruled that the nation’s capital must, like the rest of the country, abide by the law instituting Sunday as a day “of rest from work and of spiritual improvement” (Deutsche Welle, December 1).
Sunday Law is COMING - Europe and Rome Relations Part 1 of 4
Source: www.youtube.com
pray and study with the holy spirit
Share

Kamis, 10 Desember 2009

GREATNESS & SERVANT

December 11th, 2009

GREATNESS & SERVANT

Mark 10:43 But it is not so among you; but whoever wishes to become great among you must be your servant,

Markus 10:43 tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

James and John wanted the highest positions in Jesus kingdom. But Jesus told them that true greatness comes in serving others. Peter, one of the disciples who heard this message, expands the thought in 1 Peter 5:1-4.

Most businesses, organizations, and institutions measure greatness by high personal achievement. In Christ’s kingdom, however, service is the way to get ahead. The desire to be on top will hinder, not help. Rather than seeking to have your needs met, look for ways you can minister to the needs of others.

KEBESARAN & PELAYAN

Yohanes dan Yakobus ingin posisi yang tinggi didalam kerajaan Yesus. Tetapi Yesus berkata kepada mereka bahwa kebesaran sejati berasal dari melayani sesame. Petrus, salah seorang murid yang mendengar pekabaran ini, memperluas pemikirannya dalam 1 Petrus 5:1-4.

Kebanyakan organisasi, perkumpulan bisnis, dan institusi mengukur kebesaran dengan capaian yang tinggi dari seseorang. Didalam kerajaan Kristus, bagaimanapun juga, pelayanan adalah cara yang diutamakan sekali. Kerinduan untuk menjadi yang tertinggi dihindarkan, dan itu tidak menolong. Daripada mencari pemenuhan kebutuhanmu, carilah cara mu untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

PAPER ROUTE

December 11th, 2009

PAPER ROUTE

Speak the truth to each other—Zechariah 8:16

KERTAS BERJALAN

Berkatalah benar seorang kepada yang lain—Zakharia 8:16

I deliver papers on Sabbath afternoon. No, not newspapers! The ones I deliver tell kids like me about Jesus. They’ve got games, puzzles, and tons of neat stories. Here’s how it works. First I ask everyone in my Sabbath school class to bring their old Primary Treasures to church. Then I take the papers around to my friends in my neighborhood. Sometimes kids in my class help. That’s the most fun. I give a paper to Mark, who lives in the trailer park across the street; to Terry, who lives in the big white house on the corner; to Beth Ann, who lives with her grandmother behind the grocery store, and to Edwina, who’s in the apartment three doors down from me. Then I visit the Andersons who have eight children. Eight! They need all the Primary treasures they can get. I want all the kids in my neighborhood to read the stories and study their Bible so they can learn about Jesus and know how to fight Satan. After I finish my Sabbath paper route, I ask God to bless my friends and help them enjoy the papers as much as I do. Maybe you have some old Primary treasures lying around. Why don’t you start your own paper route this very Sabbath?

Aku mengantar kertas di hari Sabat. Bukan, maksudku bukan kertas Koran! Kertas yang aku kirim itu bercerita kepada anak-anak kecil seperti aku tentang Yesus. Mereka mendapatkan permainan-permaianan teka-teki dan ribuan cerita-cerita menarik. Beginilah caranya! Pertama aku meminta setiap orang yang ada di kelas sekolah sabatku untuk membawa buku sekolah sabat mereka yang lama ke gereja. Lalu aku mengambil kertas-kertas dari teman-teman tetangga sekitar rumahku. Kadang-kadang anak-anak sekelasku membantuku. Itulah yang paling menyenangkan. Aku member selembar kertas kepada Markus yang tinggal di kawasan rumah susun di sebrang jalan; dan kepada Terry yang ada di rumah besar berwarna putih di sudut jalan itu; dan kepada Anna yang tinggal bersama nenenknya di belakang took besar itu, dan kepada Edwin yang rumahnya di samping rumahku tiga pintu beriktunya. Kemudian aku mengunjungi Tuan Anderson yang mempunyai delapan orang anak. Delapan! Tentunya mereka harus membawa semua buku sekolah sabat yang pernah mereka dapatkan. Aku rindu semua anak-anak kecil di sekitar rumahku membawa cerita-cerita Alkitab dan mempelajarinya agar mereka dapat lebih mengenal Yesus dan mengetahui cara mengalahkan setan. Setelah aku selesai dengan kertas sekolah sabat berjalanku, aku berdoa pada Tuhan supaya memberkati teman-temanku dan menolong mereka menggunakan kertas itu seperti yang kulakukan. Mungkin kamu mempunyai buku sekolah sabat yang sudah lama tersimpan. Mengapa kamu juga tidak mulai membuat kertas berjalanmu di hari sabat ini?

GOD & ME, Charles Mills, p. 345.

Rabu, 09 Desember 2009

GREATNESS COMES FROM SERVING

December 10th, 2009

GREATNESS COMES FROM SERVING

Matthew 23:11,12 The greatest among you will be your servant. All who exalt themselves will be humbled, and all who humble themselves will be exalted.

Matius 23:11,12 Barangsiapa terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Jesus challenged society’s norms. To him, greatness comes from serving—giving of yourself to help God and others. Service keeps us aware of other’s needs, and it stops us from focusing only on ourselves. Jesus came as a servant. What kind of greatness do you seek?

Yesus menantang norma masyarakat. Bagi DIA, kebesaran datang dari pelayanan—memberi dirimu sendiri menolong Allah dan orang lain. Pelayanan tetap menjaga kita tanggap terhadap kebutuhan orang lain, dan hal itu menghindari kita dari hanya berfokus kepada diri kita sendiri. Yesus datang sebagai seorang pelayan. Kebesaran macam apakah yang saudara cari?

ANSWER JAR

December 10th, 2009

ANSWER JAR

He hears the prayer of the righteous—Proverbs 15:29

KENDI JAWABAN

Doa orang benar di dengarNya—Amsal 15:29

If ever forget how much Jesus loves me, I just check out my anwer jar. You see, I learned that the children of Israel wrote down everything Jesus did for them while they were wandering around in the desert. Not a bad idea! So during my time with God, I started my own book, except it’s a jar. Each time God answers a prayer, I write it down on a little piece of paper and then I toss it in my answer jar. Let me read you a few. This one says, Uncle Daryl found a job. We asked God to help him find a new place to work. He did. This one says, mom feels better today. My mother got very sick, and even the doctor was worried. So we prayed and prayed, asking God to help the doctor figure out what’s going on. He did. And this paper says, grandpa got baptized today. My grandpa had some Bible studies with our preacher, and we prayed that he would learn about Jesus and want to love Him. He did. See what I mean? Anytime I feel discouraged and think God doesn’t care about me, I look in my answer jar. Yup. He loves me. The pieces of paper prove it.

Seandainya aku lupa betapa Yesus mencintaiku, maka aku hanya melihat kembali kendi jawabanku. Kamu tahu, aku ttelah mempelajari bahwa anak-anak Israel menuliskan segala sesuatu yang Yesus lakukan bagi mereka ketika mereka mengembara di padang gurun. Ide yang bagus, bukan? Jadi, sepanjang waktuku bersama Allah, aku mulai dengan bukuku tetapi belum dengan kendiku. Maka setiap kali Allah menjawab doaku, aku akan menuliskannya di sepotong kertas kecil dan barulah kemasukkan ke dalam kendi jawabanku. Izinkan aku membacakan sedikit untukmu. Salah satunya berkata, paman Danil telah mendapat pekerjaan. Kami berdoa agar Allah menolongnya menemukan tempat pekerjaan yang baru, dan Allah menjawabnya. Dan catatanku yang satu ini berkata, mama merasa lebih sehat hari ini. Mama jatuh sakit, sampai dokterpun merasa khawatir. Lalu kami berdoa dan berdoa, memohon Allah agar menolong dokter itu mengetahui penyakit mama. Dan Allah menjawabnya. Kamu tahu apa yang kumaksud? Setiap kali aku merasa kecewa dan berpikir bahwa Allah tidak memperhatikanku, maka aku akan melihat ke dalam kendi jawbanku. Yup, Ia mengasihiku. Potongan-potongan kertas itlah buktinya—GOD & ME, Charles Mills, p. 344

Senin, 07 Desember 2009

HUMILITY

December 8th, 2009

HUMILITY

Isaiah 57:15 For thus says the high and lofty one who inhabits eternity, whose name is Holy: I dwell in the high and holy place, and also with those who are contrite and humble in spirit.

Yesaya 57:15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNYA. Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

In this chapter especially verses 15 to 20 tell how God relates to those who are humble and repentant. The high and holy God came down to our level to save us because it is impossible for us go up to his level to save ourselves.

Dalam pasal ini teristimewa ayat 15 sampai 20 menceritakan kepada kita betapa Allah berhubungan dengan mereka yang rendah hati dan yang bertobat. Allah yang maha tinggi dan maha kudus datang kedunia ini kedalam tingkat derajat kita manusia yang rendah untuk menyelamatkan kita karena hal itu tidaklah mungkin bagi manusia untuk naik ketingkat yang tinggi derajat Allah untuk menyelamatkan hidup kita sendiri.

NEW AGAIN

December 8th, 2009

NEW AGAIN

If anyone is in Christ, he is a new creation--2 Corinthians 5:17

KEMBALI BARU

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru--2 Korintus 5:17

My Sabbath school teacher said Jesus wants us to be "brand-new" inside. she told our class that He wants to take our sad, sinful hearts and give us new, happy hearts. Can He do that? Last winter during one of my times with God, I went for a walk in the woods behind my house. The leaves had all fallen off the trees, and there was snow on the ground. The forest looked sad. No birds sang in the branches except for a few crows, and no butterflies fluttered aboutl. There weren't even any frogs croaking. It seemed like the whole forest had tree. Mockingbirds and song sparrows arrived and began singing loudly. Brightly colored butterflies flew from flower to flower, and old bullfrogs called, 'ribbit, ribbit,' from the pond. That's when I realized that God could make hearts new again. If He can fill the forest with happy sounds and beautiful flowers, He can certainly put happy, beautiful thoughts in our minds, giving us new, happy hearts. Each time I kneel to pray, I thank God for the lovely forest behind our house and the new heart He gives me every day.

Guru sekolah sabatku berkata bahwa Yesus ingin agar kita menjadi "ciptaan baru" dari dalam. Guru itu bercerita bahwa Yesus ingin mengangkat kesedihan kita, hati yang penuh dosa dan memberi kita sesuatu yang baru yaitu hati yang bahagia. Dapatkah Yesus melakukannya? Di musim dingin yang lalu, sepanjang waktuku bersama Allah, aku berjalan-jalan ketengah hutan yang ada di belakang rumahku. Daun-daun berguguran dari cabang-cabangnya, dan permukaan tanahpun tertutup salju. Hutan kelihatannya bersedih. Tidak ada seekor burungpun yang berkicau diantara dahannya, dan tidak ada kupu-kupu yang terbang kian kemari. Bahkan tidak ada suara seekor katakpun. Sepertinya seluruh penghuni hutan sedang tidur. Lalu datanglah musim semi. Wow! benar-benar berubah. Daun-daun hijau muncul dari setiap ranting pohon. Burung-burung pipitpun hadir dan mulai berkicau dengan keras. Kupu-kupu yang berwarna-warni cerah terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain, dan katak tua yang buncit berbunyi dari kubangan, "ribit-ribit," Ketika itulah aku sadari bahwa Allah sanggup membuat hati kembali baru. Jika Dia dapat mengisi hutan dengan suara-suara yang ceria dan bunga-bunga yang indah, maka tentu Dia sanggup memberikan kegembiraan berupa gagasan yang indah dalam p8ikiran kita, dan Ia juga sanggup memberikan sesuatu yang baru yaitu hati yang baru. Setiap kali aku berlutut dan berdoa, aku bersyukur pada Tuhan atas hutan yang indah di belakang rumahku, dan juga aku bersyukur karena Dia memberiku setiap hari hati yang baru.

GOD & ME, Charles Mills, p. 343.

Minggu, 06 Desember 2009

PELAJARAN DARI SEBUAH GELAS

Loran Napitupulu December 7 at 1:32pm Reply
Pelajaran dari sebuah Gelas


Sobat, seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. "Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.



"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Sobat, si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"



"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. "Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.



Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."



Si murid terdiam, mendengarkan. "Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan kalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Back to Messages
Create an Ad
X

saying no

December 7th, 2009

SAYING NO

Those whom I love I rebuke and discipline—Revelation 3:19

BERKATA JANGAN

Barangsiapa Kukasihi ia Kutegur dan Kuhajar—Wahyu 3:19

When I was a little kid, my mom and dad said no a lot! If a reached out to touch the hot stove, they’d say, “No”. I I started walking toward the street where cars were rushing by, they’d say “NO”. When I got older I discovered something interesting. My parents weren’t saying no because they didn’t want me to have any fun. They were saying it so I’d stay safe. During my time with God last night, I read Exodus 20:2-17. Guess what? God said no too. He said we must not steal, kill, chat, forget the Sabbath, or worship other gods. Like my parents, He said no for a good reason. That’s why I made something for my wall. It’s a great big “NO” printed in red letters. Now, when Satan empts me to steal Matt’s pencil when he’s not looking or forget to keep the Sabbath holy or sneak a peek at Kay’s math quiz answers or say unkind things about my teacher, I remember that word. Then with a happy smile on my face, I say, “No”. it works. I feel much better when I refuse to obey satan. Why don’t you join me and start saying a great big “NO” to temptation today. Trust me, you’ll be a lot happier.

Ketika aku masih kecil, papa dan mama banyak mengucap kata jangan. Jika aku mendekat untuk menyentuh kompor yang panas, mereka akan berkata “jangan”. Jika aku mulai berjalan kea rah jalan raya di mana mobil-mobil hilir mudik, mereka akan berkata, “jangan”. Dan ketika aku bertambah besar, aku menemukan sesuatu yang menarik. Orang tuaku berkata jangan, bukan karena mereka tidak ingin aku menikmati kesenangan, tetapi mereka mengatakannya agar aku selamat. Sepanjang waktuku bersama Allah tadi malam, aku membaca Keluaran 20:2-17. Coba tebak? Allah juga berkata “jangan”. Dia berkata bahwa kita jangan mencuri, membunuh, berdusta dan melupakan hari Sabat atau menyembah ilah yang lain. Seperti halnya orang tuaku. Allah juga berkata jangan untuk satu alasan yang baik. Itu sebabnya aku membuat sesuatu di dinding kamarku. Itu adalah sebuah tulisan kata “JANGAN” berwarna merah yang besar. Dan sekarang bila setan menggodaku untuk mencuri pensil Matius saat dia tidak melihatnya, atau aku lupa menjaga kekudusan hari Sabat, atau mengintip dengan licik kearah kertas jawaban ulangan matematika milik Kathy, atau mengucapkan kata-kata yang tidak baik tentang guruku, maka aku akan mengingat kata itu. Lalu dengan sebuah senyuman bahagia di wajahku, aku berkata “JANGAN”. Berhasil! Aku merasa lebih baik saat aku menolak menuruti setan. Mengapa kamu tidak bergabung denganku dan mulai mengucapkan kata yang luar biasa untuk pencobaan hari ini. “JANGAN”. Percayalah, kamu akan jauh merasa lebih bahagia.

GOD & ME, Charles Mills, p. 341.

KINGDOM & CHILDREN

December 7th, 2009

KINGDOM & CHILDREN

Matthew 18:3 Truly I tell you, unless you change and become like children, you will never enter the kingdom of heaven.

Matius 18:3 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

The disciples had become so preoccupied with the organization of Jesus’ earthly kingdom, they had lost sight of its divine purpose, instead of seeking a place of service, they sought positions of advantage. How easy it is to lose our eternal perspective and complete for promotions or status in the church. How hard it is to identify with the ‘children’—weak and dependent people with no status or influence.

Murid-murid telah diberikan tugas dengan oraganisasi kerajaan Yesus di dunia, mereka telah kehilangan pandangan tentang maksud yang mulia, gantinya mencari sebuah tempat pelayanan, mereka hanya mencari posisi dan keuntungan. Betapa mudahnya kehilangan perspektif kekekalan kita dan dengan dilengkapi dengan promosi atau status didalam gereja. Betapa sukarnya mengidentifikasinya dengan anak-anak—lemah dan bergantung pada orang lain dengan tidak memiliki status atau pengaruh.