Senin, 23 November 2009

COURTEOUS

November 24th, 2009

COURTEOUS

Let your conversation be always full of grace, … so that you may know how to answer everyone—Colossians 4:6.

SOPAN SANTUN

Kolose 4:6 Hendaklah kata-kata senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus member jawab kepada setiap orang.

This week I learned a new word from The Desire of Ages, the book Dad is reading to me. It said that Jesus was always courteous—that means he let other people go first—page 69. Since my friend Christy and I are asking Jesus to help us live like He did, I decided to call her and ask her if she’d been courteous yet. But my mom was on the phone. When she finished, I hurried to the kitchen just as Dad rushed in. he had to talk to his boss about something very important—at least, that’s what he told me when I handed him the phone. As soon as he hung up, my older brother Greg started to dial. I’ll be only a minute, he told me. An hour later he stopped talking long enough to go to the mall. It was finally my turn. Hi, Christy, I said when my friend answered. Guess what? I’ve been courteous all evening. How about you? As she began to answer I heard her mother say, Christy, please don’t talk long. I’ve got some calls to make. I guess we both have to think about others first tonight. I giggled. Christy laughed. Jesus was right. Being courteous makes people happy.

Minggu ini aku mempelajari sebuah kata yang baru dari buku Kerinduan segala zaman, buku yang dibacakan Papa buatku. Buku itu berkata bahwa Yesus selalu bersikap sopan santun, yang artinya bahwa Dia selalu mendahulukan orang lain, lihat halaman 69. Sejak aku dan sahabatku Kristy memohon agar Yesus menolong kami untuk hidup seperti Yesus, aku berniat untuk meneleponnya dan bertanya apakah dia sudah menjadi orang yang sopan santun. Tapi mama sedang memakai telepon. Ketika mama selesai bertelepon, aku bergegas berjalan ke dapur di saat papa kulihat sedang sibuk. Dia harus berbicara dengan pimpinannya tentang sesuatu yang sangat penting, telepon itu dimintanya tepat ketika aku baru mengangkat gagangnya. Dan segera sesudah papa menutup telepon itu, abangku Greg mulai menekan angka-angka telepon itu. Dia berkat, maaf aku hanya sebentar. Satu jam kemudian barulah ia berhenti. Itu cukup lama untuk berjalan-jalan ke mall. Akhirnya giliranku. Hai Kristy, kataku saat mendengar suaranya. Kamu tahu apa yang terjadi? Aku harus menjadi orang yang sopan santun sepanjang hari ini. Bagaimana denganmu? Disaat dia hendak menjawabku, aku dengar suara mamanya berkata, Kristy, tolong jangan terlalu lama berbicara. Mama akan mendapat telepon dari beberapa orang segera. Aku yakin kita berdua pasti sedang memikirkan tentang mendahulukan orang lain mala mini. Kataku sambil tertawa. Kristy juga tertawa. Yesus benar, bersikap sopan santun membuat orang lain bahagia.

GOD & ME, Charles Mills, p. 328.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar